Minggu, 03 Mei 2020

MENGGERUS PAHITNYA PARE JADI MANIS

Di tengah wabah Pandemi Covid-19 yang melanda di seantero dunia, Sutrisno, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tenaru, Desa Tenaru Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, bertekad berjuang menyediakan bahan pangan bagi kepentingan masyarakat. Seperti yang diserukan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian, pertanian tidak boleh berhenti. 



Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan, “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Ini membuktikan Pertanian tidak berhenti”, ujar Dedi.
Dengan menggarap lahan seluas 1 (satu) ha di lahan desa Tenaru, Sutrisno mencoba berbudidaya tanaman pare tentunya dengan memperhatikan standar keamanan di tengah wabah Covid-19. Dibawah pengawalan dan pendampingan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Driyorejo, Bambang Pujaratna, SP, beserta seluruh penyuluh pertanian lapangan di BPP Driyorejo, Sutrisno dengan semangat membara menggarap lahan parenya dengan mengikuti petunjuk teknis tentang bertanam pare. Hal ini juga merupakan wujud bahwa program strategis Kostranai yang digagas oleh Kementerian Pertanian telah berjalan dengan baik, yaitu dengan mengoptimalkan peran BPP bahi petani dan pelaku pertanian lainnya. 
Pare merupakan jenis tanaman yang merambat. Buahnya berbentuk lonjong dan berwarna hijau atau putih dengan permukaan kulit buah terdapat bintil-bintilnya. Batangnya kecil dan panjang serta lebih kuat dari pada mentimun. Untuk mendapatkan hasil yang baik Sutrisno memilih benih pare yang baik atau unggul, perawatan dan pemeliharaan yang tepat, pembuatan para-para atau ajir sebagai tempat tumbuh rambatan dari tanaman pare, penanaman pada tanah harus dalam keadaan gembur, bedengan dengan ketinggian sekitar 30 x 150 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan dan pemberian pupuk organik secara tepat. Agar pertumbuhan tanaman lebih bagus lagi, tanaman perlu juga diberikan pupuk anorganik yaitu pupuk NPK setelah umur 21 hari. Pare siap dipanen setelah umur 60 hari.
Menjelang bulan Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, harga pare ini cukup menjanjikan, apalagi di tengah wabah Covid-19, dapat dipastikan bahwa hasil dari panen pare ini akan sangat menguntungkan bagi petani.
Bambang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar