Selasa, 23 Maret 2021

Panen Padi di Lahan Tadah Hujan Poktan Mojosarirejo

Desa Mojosarirejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik yang lahannya adalah lahan tadah hujan. Ada tiga poktan yang berada di kawasan Desa Mojosarirejo ini, yaitu poktan Mojosarirejo, poktan Ngembes dan Poktan Tambaksari serta satu Gapoktan yaitu Gapoktan Mojosarirejo.

            Nama Gapoktan dan Poktan tersebut sesuai SK. Bupati Gresik Nomor : 520/234/HK/437.12/2011 Tahun 2011, disamakan dengan nama desa dan nama Dusun agar memudahkan dalam data, sehingga tidak terjadi banyak kesamaan nama Poktan yang membingungkan.

Lahan di Poktan Mojosarirejo, meski tadah hujan yang biasanya hanya mengandalkan pengairan dari air hujan dan hanya sekali bertanam padi dalam setahun, namun di lahan poktan Mojosarirejo bisa ditanam sampai 3 (tiga) kali tanam padi. Mengapa bisa demikian ?  hal ini disebabkan adanya banyak dibangun perumahan – perumahan. Kok bisa ?

Meski dengan perumahan – perumahan lahan untuk tanaman pangan di Mojosarirejo berkurang, namun ternyata ada keuntungannya juga. Sebabnya adalah saluran pembuangan air dari perumahan itu mengarah ke lahan – lahan petani yang arealnya lebih rendah, sehingga air selalu ada untuk mengairi tanaman pangan yang dibudidayakan petani.

            Salah seorang pengurus Gapoktan Mojosarirejo, adalah bapak Suhari. Di lahannya yang seluas sekitar 1 Ha, pada awal bulan Maret ini sudah dilakukan panen padi varietas Ciherang. Setelah dilakukan pengubinan oleh teman – teman dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Driyorejo, diperoleh perkiraan hasil panen satu hektar adalah 6,8 ton/ha. Hasil panen ini termasuk bagus karena di musim hujan yang kondisi cuaca begitu tidak menentu dan banyak sekali hama/penyakit yang setiap saat bisa menggagalkan panen seperti di daerah lain, pak suhari masih bisa panen padi dengan hasil yang bisa dibilang bagus.

            Upaya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Driyorejo  untuk mendorong peningkatan produktivitas padi di sawah tadah hujan seperti di Mojosarirejo ini dilakukan dengan selalu melakukan penyuluhan – penyuluhan, baik secara kelompok maupun personal by personal dengan cara mendatangi petani langsung di lahan sawah dan memberikan arahan – arahan secara langsung baik mengenai komoditas tanaman maupun pengendalian hama dan penyakit tanaman. Langkah-langkah inovatif harus dilakukan agar petani mau  memanfaatkan lahan-lahan yang belum optimal dan menambah kapasitas produksinya.

            Dengan kerjasama yang solid antara Penyuluh Pertanian, POPT dan Kelompok Tani beserta anggotanya, maka diharapkan akan diperoleh hasil panen padi yang optimal, sehingga tujuan Negara yang berswasembada beras dapat tercapai dan menghentikan impor beras.

 

Bambang Pujaratna, SP – Driyorejo