Rabu, 25 September 2013

BUDIDAYA TANAMAN PISANG

SERI KEDUA

Pemeliharaan Tanaman
1.     Penjarangan : Untuk mendapatkan hasil yg baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yg baru.
2.     Penyiangan : Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
3.     Perempalan : Daun-daun yg mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
4.     Pemupukan : Pisang sangat memerlukan kalium dlm jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dlm satu tahun yg diletakkan di dlm larikan yg mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dlm setahun).

5.     Pengairan & Penyiraman : Pisang akan tumbuh subur & berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yg berada di antara barisan tanaman pisang.
6.     Pemberian Mulsa : Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan yg terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
7.      Pemeliharaan Buah : Jantung pisang yg telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.


Hama
1.     Ulat daun (Erienota thrax.)
o    Bagian yg diserang adalah daun.
o    Gejala: daun menggulung seperti selubung & sobek hingga tulang daun.
o    Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yg cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
2.     Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
o    Bagian yg diserang adalah kelopak daun, batang.
o    Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
o    Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yg telah disucihamakan.
3.     Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
o    Bagian yg diserang adalah akar.
o    Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dlm akar, akar bengkak.
o    Pengendalian: gunakan bibit yg telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah & gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4.     Ulat bunga & buah (Nacoleila octasema.)
o    Bagian yg diserang adalah bunga & buah.
o    Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
o    Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
Penyakit
1.     Penyakit darah
o    Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
o    Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
o    Pengendalian: dengan membongkar & membakar tanaman yg sakit.
2.     Panama
o    Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yg diserang adalah daun.
o    Gejala: daun layu & putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
o    Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
3.     Bintik daun
o    Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yg makin meluas.
o    Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yg mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4.     Layu
o    Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yg diserang adalah akar.
o    Gejala: tanaman layu & mati.
o    Pengendalian: membongkar & membakar tanaman yg sakit.
5.     Daun pucuk
o    Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yg diserang adalah daun pucuk.
o    Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
o    Pengendalian: cara membongkar & membakar tanaman yg sakit.
Gulma
Tidak lama setelah tanam & setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yg harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1.     Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
2.     Menanam tanaman penutup tanah yg dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3.     Menutup tanah dengan plastik polietilen.

1. Ciri & Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah & bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yg cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yg masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yg diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
2. Cara Panen
Dalam budidaya buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yg diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yg tajam & bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dlm posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yg dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
3. Periode Panen
Pada perkebunan pisang yg cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
4. Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi yg ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dlm beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan. 


BUDIDAYA TANAMAN PISANG

SERI PERTAMA
SYARAT TUMBUH TANAMAN PISANG
Iklim
1.     Iklim tropis basah, lembab & panas untuk budidaya buah pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yg berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2.     Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun & mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.     Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.

Media Tanam
1.     Pisang dapat tumbuh di tanah yg kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya budidaya buah pisang di tanah berhumus dengan pemupukan.
2.     Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm & di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yg baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yg mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian & kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
1.     Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
2.     Penyiapan Bibit : Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
3.     Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam : Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
1.     Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di akar.
2.     Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
3.     Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
4.     Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
5.     Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dlm air panas beberapa menit.

Pengolahan Media Tanam
1.     Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan & pembuatan saluran pengeluaran air.
2.     Pembentukan Sengkedan Bagian tanah yg miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yg berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N & juga penahan angin.
Pembuatan Saluran Pembuangan Air Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.

Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam dalam budidaya buah pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yg curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
3. Cara Penanaman : Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah

bersambung ke seri 2