Minggu, 31 Mei 2020

KUNYIT YANG MENGGIURKAN

Kunyit merupakan salah satu tanaman rempah dan bahan baku obat alami asli dari wilayah Asia Tenggara. Karena manfaatnya yang cukup besar serta permintaan yang cukup banyak, budidaya kunyit pun mampu mendapatkan omset hingga puluhan juta rupiah perbulan. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar diseluruh daerah tropis. Tanaman dengan nama latin Curcuma Domestica ini di daerah Jawa digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal dan menyembuhkan kesemutan.



Pembangunan biofarmaka termasuk tanaman obat yang potensial di suatu wilayah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian wilayah, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing wilayah tersebut. Untuk menciptakan kegiatan ekonomi yang efektif, efisien, berdampak bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang terlibat di dalamnya. Desa Kesamben Wetan Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis untuk pembudidayaan tanaman kunyit. Budidaya kunyit di Desa Kesamben Wetan khususnya dan di wilayah Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik pada umumnya, sudah menjadi pilihan petani di saat tegal / lahan kering yang ada di wilayah kecamatan Driyorejo sudah menjelang akhir musim hujan. Sekitar bulan Juni – Juli petani mulai ada yang memanen tanaman kunyitnya dan pada saat itu pula petani menanami kembali lahannya dengan bibit yang sudah disiapkan. Tentunya dipilih bibit dari kunyit yang bagus. Panen kunyit ini bisa dilakukan sampai bulan Desember tentunya di lahan yang belum dipanen kunyitnya. Desa Kesamben Wetan  berdasarkan pertimbangan untuk budidaya kunyit di lahan kering juga cukup bagus, kemudian pasokan pupuk kandang serta jarak yang cukup dekat dengan Kota Surabaya mapun Kota Gresik juga cukup dekat untuk pemasarannya bahkan bisa juga di eksport ke luar negeri.
            Ketua Gapoktan Kesamben Wetan, Bpk. Wakidi adalah seorang petani yang juga seorang pengusaha Kunyit dalam skala cukup besar. Dibawah bimbingan dan arahan dari Koordinator PPL Kec. Driyorejo, Bpk. Bambang Pujaratna,SP, Bpk Wakidi menampung seluruh hasil panen kunyit dari desa Kesamben Wetan, juga seluruh wilayah Kecamatan Driyorejo maupun di wilayah Kecamatan sekitar seperti Kecamatan Wringinanom, Kedamean dan Menganti. Hampir 90% kunyit berkualitas yang ada di wilayah tersebut adalah pemasok hasil kunyit ke pak Wakidi, sisanya sekitar 10% diperoleh dari hasil panen kunyit Kediri.
            Bekerjasama dengan eksportir dari Surabaya, di Panen perdana kunyit mampu menghasilkan produksi kunyit kering (sudah rajangan/irisan tipis) siap eksport ke India sebanyak 1200-1300 ton. Sebelum dikirim, kunyit kering disimpan di gudang kondisi kering sekitar 90% dan pada saat siap kirim di container kondisi kunyit sudah kering 100%. Dengan harga Rp.16.000 / kg (sesuai nilai kontrak pada saat itu), jika mampu mengirim 1.200 ton berarti Rp.16.000 x 1.200.000 kg = Rp.19.200.000,-
Biasanya kalau dikirim menggunakan truk container, satu container maksimal angkut kapasitas 25 ton. Berarti kalau kirim 1.200 ton harus menggunakan 1.200 : 25 = 48 truk container.
            Nah, pada saat pengiriman terakhir dan stok kunyit tinggal sekitar 300 ton (12 container) pandemic Covid 19 melanda dunia, sehingga pengiriman kunyit itu tertahan di pelabuhan sampai berbulan bulan. Kalau kondisi seperti ini, resiko yang tanggung adalah eksportir. Karena keterlambatan pengiriman akan kena claim sekitar 2 M. Itulah kenapa pak Wakidi memanage matang - matang hal hal seperti ini. Jadi ada Pandemi Covid 19 atau hal lain, tidak ikut kena imbasnya.

Bambang Pujaratna, SP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar