Ibarat kata pepatah “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” itulah gambaran persatuan petani di Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Petani yang telah tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) membentuk Asosiasi Gapoktan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam bidang pertanian.
Berdiri sejak 9 Mei 2014, Asosiasi Gapoktan ini merupakan salah satu niat baik pengurus Gapoktan se-Kecamatan Driyorejo yang menginginkan adanya pertemuan rutin tiap bulan dan difasilitasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Driyorejo. Kepengurusan Asosiasi Gapoktan Driyorejo dibentuk berdasarkan hasil musyawarah seluruh anggota.
Kelompok tani (Poktan) yang terdapat di Kecamatan Driyorejo berjumlah 46 poktan dan 16 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Sedangkan jumlah petani yang telah menjadi anggota poktan sebanyak 3.637 orang, tersebar di 16 desa di Kecamatan Driyorejo. Petani di kecamatan tersebut banyak membudidayakan rimpang dan sayuran hortikultura seperti kangkung, pare, dll.
Pada periode pertama masa kepengurusan, anggota asosiasi berjumlah 30 orang yang mewakili 16 enam belas desa dan 4 kios di Kecamatan Driyorejo. Pada periode kedua kepengurusan, anggota asosiasi gapoktan meningkat jumlahnya menjadi 40 orang. Sedangkan pada periode ketiga kepengurusan tahun ini, anggota bertambah menjadi 50 orang dan 5 kios tani.
Sesuai kesepakatan seluruh anggota, per gapoktan membayar iuran sebesar Rp10.000 per bulan untuk kas asosiasi. Arisan per anggota sebesar Rp50.000 per bulan untuk pertemuan bulanan bagi yang mendapat arisan. Disamping itu ada juga buku tabungan bagi anggota yang ingin menabung untuk kegiatan rutin diakhir tahun yakni kegiatan study banding.
Achmad Misnan, Ketua Asosiasi Gapoktan mengatakan, selama periode awal pembentukan sampai sekarang, telah melaksanakan beberapa kegiatan studi banding sebanyak 4 kali. Seperti studi banding budidaya jamur tiram di Pacet Mojosari Kabupaten Mojokerto.
Studi banding kedua ke Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Pandaan Kabupaten Pasuruan. “Pada kegiatan studi ini, anggota asosiasi diharapkan dapat mengambil manfaat dan menerapkan hal yang positif untuk diterapkan di dalam kegiatan usaha tani di wilayah masing- masing anggota,” tuturnya.
Studi Banding yang ketiga ke Republik Lele dan PT. Wiranusa Pare Kediri yang bertujuan agar berbudidaya lele dengan baik dan menjalin kemitraan dengan PT. Wiranusa selaku produsen benih sayuran dan tanaman pangan. Sedangkan studi banding yang keempat, Asosiasi Gapoktan belajar tentang teknologi pertanian di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Kabupaten Pacitan.
Dari semua studi banding yang telah dilakukan, Misnan berharap bisa mengakomodir kebutuhan anggotanya, seperti kebutuhan anggota dibidang pertanian, misalkan saprodi. "Kami berharap anggota asosiasi bisa mengaplikasikan apa yang telah didapatkan setelah beberapa kali mengikuti studi banding. Bukan itu saja, kami berharap bisa menambah wawasan dengan budidaya yang lain, dan bisa menambah nilai tambah serta meningkatnya kesejahteraan anggota asosiasi meningkat," ujar Misnan.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Driyorejo, Bambang Pujaratna, SP mengatakan, Organisasi Asosiasi Gapoktan Kecamatan Driyorejo ini berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan oleh seluruh anggota. Tujuan utama organisasi ini adalah agar anggota Asosiasi Gapoktan mempunyai landasan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan di bidang pertanian.
Bukan hanya itu, tapi dapat menjadi pedoman melaksanakan kegiatan yaitu meningkatnya produktivitas, kuantitas dan kualitas. Selain itu terjadi efisiensi dalam usaha, serta meningkatnya kemampuan kelembagaan dan pemberdayaan petani selaku pelaku utama dan pelaku usaha.
Untuk menunjang kegiatan asosiasi, dukungan pembinaan, baik teknis maupun manajerial dari penyuluh pertanian BPP Driyorejo maupun Dinas/Instansi di tingkat kabupaten sangat penting. Termasuk kerjasama dan koordinasi yang baik dengan pemerintah setempat (desa dan kecamatan) juga dilakukan demi kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan.
Terutama dimasa pandemi Covid 19 dan diberlakukannya New Normal, semakin mengintensifkan peran dari Kostratani agar petani tetap semangat dalam melakukan usaha taninya. Hal ini dibuktikan kesungguhan petani dalam melakukan olah, tanam dan panen untuk menjaga stok pangan aman.
Seperti diketahui, Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan Kostratani merupakan program pembangunan pertanian berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan yang bermuara pada kesejahteraan petani.
Hal ini juga ditegaskan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang menyampaikan bahwa Kostratani merupakan gerakan pembangunan pertanian yang berbasis kecamatan dalam rangka mengoptimalisasi fungsi penyuluhan.
“Kostratani itu adalah revitalisasi BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), artinya membangunkan kembali BPP dan penyuluhnya melalui pelatihan peningkatan kapasitas penyuluh, petani dan sebagainya,” tegas Dedi.
Bambang P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar