Untuk mengawal produksi pertanian di wilayah Kabupaten Gresik pada
umumnya dan di Kecamatan Driyorejo pada khususnya, Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) Kec. Driyorejo yang dikoordinatori oleh Bambang Pujaratna, SP bekerjasama
dengan POPT Kec. Driyorejo, Muhtadi, SP.MMA mengadakan kegiatan Gerakan
Pengendalian Hama Tikus di Lahan Poktan Randegan Desa Randegansari Kec.
Driyorejo. Gerdal yang melibatkan seluruh Petugas Pertanian di BPP Driyorejo
serta anggota Poktan Randegan ini dilaksanakan di lahan Bapak Achmad serta
lahan di sekitarnya dengan mengusung misi new normal setelah Pandemi Covid19.
Sebelum tikus menyerang, kita serang duluan. Itu motto yang dikumandangan
oleh POPT kepada para petani yang ikut kegiatan Gerdal Tikus, maksudnya adalah
agar pada saat berusaha tani, petani bisa meraup hasil panen yang optimal tanpa
gangguan serangan hama tikus yang berarti. Selama ini, dengan gerakan
pengendalian yang dilaksanakan di wilayah Kec. Driyorejo, serangan tikus masih
bisa dikendalikan.
Dalam kegiatan gerakan pengendalian hama tikus ini, digunakan alat
emposan dan joskus. Diberikan juga tutorial dan cara penggunaan joskus agar
tidak berbahaya bagi petani, yakni Ujung Tiran Joskus dipotong / dirobek
sebelum dibakar pada saat diaplikasikan ke lobang tikus.
Setelah kegiatan penggunaan emposan di lahan, POPT juga memberikan tips
dan cara menghambat serangan tikus dengan menggunakan pembatas di lahan
sekeliling, baik dengan pagar seng maupun dengan terpal plastik. Hal ini
dimaksudkan agar penggunaan setrum / listrik yang berbahaya dan sudah banyak
memakan korban jiwa di wilayah Kabupaten Gresik bisa diminimalisir atau bahkan
bisa di stop penggunaan setrum listrik.
Tikus memiliki karakteristik
biologis yang berbeda dari hama padi lainnya seperti siput dan serangga. Perlu
ada penanganan khusus dalam pengendalian hama tikus agar dapat bekerja secara
efektif. Upaya tersebut pada dasarnya untuk mengurangi populasi tikus serendah
mungkin tanpa merusak ekosistem dan lingkungan.
Tikus adalah salah satu hama yang
paling merusak tanaman pertanian terutama padi di wilayah negara kita. Serangan tikus dapat terjadi
mulai dari pembibitan hingga saat tanaman siap panen. Tingkat kerusakan
rata-rata tanaman padi karena hama tikus mencapai 20% per tahun. Perlu ada
kontrol serius untuk hama tikus ini agar tidak merusak proses budidaya padi dan
membahayakan petani.
Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) Kec. Driyorejo, dalam hal ini selalu memberikan motivasi kepada
seluruh Poktan dan Gapoktan yang ada di wilayah Kec. Driyorejo agar melakukan
kegiatan pengamatan secara rutin kepada tanamannya dan kalau ada gejala
serangan hama / penyakit apapun yang menyerang tanamannya segera melaporkan ke BPP
Kec. Driyorejo untuk segera di tindak lanjuti penanganannya.
(Bambang
Pujaratna, SP)