Senin, 09 Agustus 2021

LIGHT TRAP INSECT (Lampu Perangkap Hama - Ramah Lingkungan)

 Indonesia merupakan negara agraris artinya sektor pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Sektor pertanian apabila ditangani dengan serius akan mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara penanganannya adalah dengan mengoptimalkan hasil pertanian agar mampu menghasilkan panen yang maksimal sehingga bisa berswasembada terutama pangan. Agar mampu panen yang maksimal, maka penanganan serangan hama dan penyakit harus dikendalikan sebaik mungkin. Salah satunya adalah serangan hama serangga pada tanaman yang tidak dapat dihindarkan. Namun bukan berarti tidak dapat dicegah sejak dini, salah satunya adalah dengan menggunakan Light Trap atau Lampu Perangkap yang sudah diterapkan  di Wilayah BPP Kecamatan Duduk Sampeyan Kab. Gresik.




Lampu perangkap merupakan suatu unit alat untuk menangkap atau menarik hama serangga yang tertarik cahaya pada waktu malam hari. Alat ini berfungsi untuk mengetahui keberadaan atau jumlah populasi serangga di lahan pertanian. Ada pun hama yang bisa di kendalikan adalah:
Kupu2 / ngenggat penggerek batang, WBC, Trips, Orong orong / anjing tanah, Kis kisan, Kepinding tanah, dll.

Komponen utama dari lampu perangkap hama serangga atau yang dikenal juga dengan light trap Insect  ini adalah lampu, panel surya  dan Lampu dengan daya minimal 1,5 watt, berfungsi untuk menarik serangga pada waktu malam hari. Bak penampung merupakan tempat masuknya serangga untuk menampung serangga yang tertangkap. Kemudian, tiang penyangga tingginya disesuaikan dengan tinggi tanaman.

Cara kerja perangkap ini, lampu diletakkan di dalam lahan sawah di pinggir pematang atau di tengah sawah. Satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dan pengendali dapat digunakan untuk luasan 0,1 ha. Adapun kebutuhan lampu perangkap per hektar, Untuk Tanaman pangan (padi, kedele dan jagung) 12 unit, Tanaman Hortikultura ( bawang merah, cabe, kubis, dll) 30 unit dan Tanaman perkebunan ( salak, kopi, kakao, jeruk, dll)  15 unit ( berpindah -pindah).

Lampu ini bekerja pada saat malam hari, menyala secara otomatis hingga matahari terbit. Matahari terbit panel ganti bekerja mengisi battery hingga matahari terbenam..
Dengan adanya Ligt Trap menyala serangga tersebut akan tertarik pada cahaya tersebut, sehingga serangga mendekat pada lampu dan jatuh di bak perangkap yang sdh di campur deterjen
yang akhirnya hama serangga akan mati. Light Trap akan bekerja setiap hari, populasi hama akan terus berkurang sehingga hama belum sempat berkembang menjadikan tanaman bisa terkendali pada serangan hama. hasil tangkapan diambil setiap pagi kemudian diamati jenis serta jumlah serangga yang tertangkap. Selain praktis, desain seperti ini juga lebih aman karena menggunakan arus (listrik) yang bersumber dari tenaga matahari. Pemanfaatan bisa untuk bawang merah, padi, kedelai, sayur mayur, hingga tanaman perkebunan

Selain untuk monitoring, lampu perangkap tersebut juga sebagai pengendali. Mendeteksi dini wereng coklat imigran dan Ngengat penggerek batang padi sehingga dapat mengetahui datangnya hama imigran dan puncak tangkapan populasi suatu hama.

Rekomendasi waktu semai atau tanam adalah 15 hari setelah puncak hasil tangkapan. Untuk pengendalian penggerek batang padi, 4 hari setelah adanya penerbangan (hasil tangkapan) dilakukan penyemprotan insektisida. Pada saat kondisi lahan sedang bero atau saat pengolahan tanah, lampu perangkap digunakan terus untuk memantau perkembangan populasi serangga hama terutama wereng coklat dan penggerek batang.

Keunggulan pengunaan Light Trap Insect ini adalah Mengendalikan hama pada sumber masalahnya, tidak membuat hama kebal, mengendalikan hama secara efektif, selektif dan berkelanjutan, tanpa arus listrik, bisa dipindah – pindah sehingga berdampak pada Kawasan Pertanian sehat, Petani sehat dan yang mengkonsumsi juga sehat.

Untuk perhitungan efisiensi pada tanaman padi, biaya yang dikeluarkan dengan menggunakan Light Trap Insect setiap 1 hektar adalah Rp. 970.000 per-musim, sedangkan menggunakan pestisida adalah Rp. 3-5 juta per musim.

Sangat efisien dan hemat bukan ?

 

SALAM TANI