Rabu, 08 April 2020

USAHA TANAM BUAH GARBIS MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI DI TENGAH WABAH COVID 19

USAHA TANAM GARBIS DAN TIMUN MAS MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI DI TENGAH WABAH 
VIRUS COVID 19

Pemikiran brilian tercetus di benak Ketua Gapoktan Tenaru desa Tenaru Kec. Driyorejo Kabupaten Gresik, Bpk. Sutrisno. Dengan arahan dan bimbingan dari Koordinator Penyuluh Pertanian Kec. Driyorejo, Bpk. Bambang Pujaratna, SP beserta Penyuluh Wilayah Binaan Desa Tenaru, Ibu Fitri Purwaningsih, SP, Bapak Sutrisno mengajak kerjasama Anggota Gapoktan dan Poktan wilayah desa Tenaru untuk bertanam dan budidaya Garbis/Blewah serta Timun Mas yang diharapkan akan panen menjelang Hari Raya Idul Fitri atau di saat bulan puasa.

Dengan memanfaatkan lahan yang ada di desa Petiken, Bpk. Sutrisno beserta anggota Gapoktan / Poktan desa Tenaru mulai menggarap lahan seluas sekitar 1 Ha itu pada akhir bulan Pebruari  2020. Pada saat ini Tanaman Garbis / Blewah dan Timun Mas sdh mulai berbuah meski masih kecil kecil.


Proses Penanaman Blewah ini tidaklah susah, efisien dan tidak banyak memerlukan biaya. Cara menaman Blewah kurang lebih sama dengan menanam semangka, dimulai dari penyiapan lahan tanah yang lebih baik kalau diolah kemudian dilubangi dengan jarak tanam antara 60-70 cm. Sebelumnya lahan dibuat bedengan dengan lebar 60-80 cm serta lebar parit 40 cm. Lahan diberi pupuk kandang, Untuk menjaga kadar kelembaban tanah, digunakan dolomit setelah penaburan pupuk kandang, mulsa plastik. Kadar kelembaban tanah ini harus dijaga untuk mendapatkan kualitas tanaman yang baik, pemberian pupuk Urea dengan dosis 200 kg/Ha. sebelum dimasukkan lubang tanam, benih blewah direndam dengan air kurang lebih selama 24 jam, hal ini untuk menjaga benih agar tidak mengalami kekeringan. Kemudian benih ditaburkan dua atau tiga benih ke lubang tanam, lalu ditimbun kembali dengan tanah. Agar mendapatkan tanaman blewah yang berkualitas, perawatan blewah harus dilakukan dengan baik. Pemupukan dilakukan  pada saat tanaman berumur 7 hari, 20 hari dan 35 hari. Pupuk yang digunakan harus dicampur dengan air, kemudian disiramkan ke seluruh tanaman secara merata.
Buah blewah mulai bisa dipanen ketika sudah berumur 50-60 hari. Dua atau tiga kali panen bisa dilakukan dalam sekali tanam.

Dengan budidaya yang relatif mudah dan menjanjikan inilah, meskipun di tengah wabah corona / covid 19, Bpk. Sutrisno dibantu Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Driyorejo berupaya semaksimal mungkin agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan berbuah yang baik pula agar kualitas buah juga pemasaran bisa baik. Apalagi ditengah pandemi covid 19 ini menjelang Bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri, Harga buah blewah pasti tinggi dan bisa meraup untung lebih banyak dari biasanya. (bb)