Jumat, 29 Januari 2021

BUDIDAYA KACANG PANJANG

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.), Sebenarnya berasal dari India dan Afrika. Kemudian menyebar penanamanya ke daerah-daerah Asia Tropika hingga ke Indonesia. Tanaman kacang panjang mempunyai sebutan lain seperti kacang lanjaran (Jawa), kacang turus (Pasundan), taukok (Cina), sitao (Philipina), kacang belut (Malaysia), paythenki, yardlong bean dan asparagus bean. Tanaman ini mudah tumbuh dengan baik di berbagai jenis lahan, baik lahan sawah, tegalan bahkan pekarangan rumah. Kacang panjang merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu, bersifat memanjat dengan membelit. Daunnya bersusun tiga-tiga helai, sedangkan bunga kacang panjang seperti kupu-kupu berwarna biru muda, polongnya berwarna hijau berbentuk gilig dengan panjang sekitar 10 -80 cm. Kacang panjang bersifat dwiguna, artinya sebagai sayuran polong dan sebagai penyubur tanah. Tanaman sebagai penyubur tanah karena pada akarakarnya terdapat bintil-bintil bakteri Rhizobium. Bakteri tersebut berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara. Maka dari itu kacang panjang banyak ditanam oleh petani di pematang sawah baik monokultur maupun sebagai tanaman sela.

PERSYARATAN TUMBUH.

Kacang panjang dapat ditaman setiap saat dan dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-800 m dpl. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhannya adalah latosol (lempung berpasir), regosol dan alluvial dengan pH 5,5 – 6,5. Suhu udara yang dibutuhkan adalah 18-32º C dengan suhu optimal 25 ºC. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari dan curah hujan berkisar antara 600-2.000 mm/tahun. Waktu tanam yang baik adalah awal atau akhir musim hujan. 



A. Persiapan Benih 

Salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha tani kacang panjang adalah mutu benih. Benih bersertifikat dapat diperoleh di toko pertanian, selain itu benih dapat diperoleh dari polong kacang panjang yang sudah masak pohon dengan ciri-ciri polongnya kering dipohon serta berasal dari tanaman yang sehat dan berproduksi banyak. Karakterisktik benih yang bermutu tinggi adalah sebagai berikut : 1. Daya tumbuh tinggi, lebih dari 80 %. 2. Tidak tercampur dengan varietas lain atau dapat dikatakan tingkat kemurniannya tinggi, yakni antara 98 %-100 %. 3. Memilik kecepatan tumbuh (vigor) yang baik. 4. Biji berwarna mengkilat, tidak keriput, bernas dan bebas dari gigitan serangga. 5. Tidak tercampur dengan kotoran, gulma atau biji tanaman lain

Benih yang akan ditanam harus diseleksi dahulu dengan cara merendam benih daam air. Benih yang tenggelam adalah benih yan baik untuk ditanam, sedangkan benih yang mengambang tidak baik untuk ditanam. 

B. Pengolahan Tanah 

Lahan yang akan ditanami kacang panjang sebaiknya diolah dengan tahapan : 1. Cangkul lahan penanaman hingga gembur dengan kedalaman 20-30 cm. 2. Buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesuai dengan lahan yang tersedia. 3. Diantara bedengan dibuat saluran drainase dengan lebar 30 cm. 4. Untuk tanah yang mempunyai pH kurang dari 5,5 diperlukan tambahan dolomite sekitar 1-1,5 ton/ha. Dibiarkan 2-3 minggu sebelum tanam. 5. Sebaiknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 10-15 ton/ha satu minggu sebelum tanam.

C. Penanaman 

Kacang panjang sebaiknya ditanam pada awal atau akhir musim hujan pada musim kemarau dapat dilakukan penanaman dengan syarat kebutuhan airnya tercukupi. Sebelum ditanam benih sebaiknya direndam dulu dalam air ± 2-4 jam. Lubang tanam dibuat menggunakan tugal sedalam 4-5 cm dengan jarak antar lubang tanam 25-30 cm dan jarak antar barisan 60-75 cm. Setiap lubang tanam diisi dua butir benih, kemudian ditutup dengan tanah tipis tanpa dipadatkan. Benih biasanya berkecambah setelah 5 hari. 




D. Pemeliharaan 

1. Penyulaman Untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati, dilakukan penyulaman. Kegiatan penyulaman selambat-lambatnya dilakukan 1 minggu setelah penanaman. 2. Penyiraman Meskipun tanaman kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dilahan kering, tetapi kebutuhan airnya tetap harus dipenuhi agar pertumbuhannya tidak terhambat. Setelah benih ditanam, maka sore harinya dilakukan penyiraman. Selanjutnya penyiraman rutin dilakukan tiap pagi atau sore hari. Penyiraman bisa dilakukan dengan mengunakan gembor atau mengalirkan air melalui saluran disekitar bedengan. Penyiraman dilakukan secukupnya saja, sampai tanah cukup lembab. 3. Pemasangan Ajir Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi mencapai 25 cm, dapat dipasang ajir di sebelah tanaman. Ajir/lanjaran dibuat dari belahan bambu atau menggunakan kayu dengan panjang sekitar 2 meter. Pemasangan ajir dimaksudkan sebagi tempat merambatnya tanaman. Pemasangan ajir dilakukan 10 hari setelah tanam yaitu diantara dua lubang tanam. Setiap lima lanjaran dipasangi silang lanjaran. Kemudian diberi tali untuk merambatkan tanaman. Pemasangan tali yang mengikat tanaman dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat tinggi tanaman 70 cm dan 150 cm. 4. Penyiangan Pengendalian gulma dilakukan dengan melakukan penyiangan. Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan mencabuti rumput yang tumbuh. Bersamaan dengan penyiangan bisa juga dilakukan pendangiran yang berfungsi untuk menggemburkan tanah. Selain sacara manul penyiangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan herbisida, dengan dosis 1-2 ml per liter air. 5. Pemangkasan Apabila daun terlalu subur atau banyak cabang yang kurang produktif harus dilakukan pemangkasan. Dengan tujuan agar pertumbuhan generative dapat berjalan dengan baik. Pemangkasan dilakuan pada saat tanaman belum berbunga atau sekitar umur 3-4 minggu dengan memotong pucuk sekitar 2-3 ruas menggunakan pisau tajam atau gunting setek. 6. Pemupukan Selain pupuk dasar, tanaman membutuhkan pupuk anorganik untuk pertumbuhannya. Pemberian pupuk anorganik dilakukan dua kali yaitu pada saat umur satu minggu dan tiga minggu setelah tanam. Jenis pupuk yang diberikan adalah urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha. Dosis pupuk dibagi dua kali pemberian. Pupuk diberikan dalam larikan yang berada diantara dua sisi barisan tanaman kemudian ditutup kembali dengan tanah. Selain itu dapat pula diberikan pupuk daun. Dilakukan pada saat menjelang berbunga sekitar 4 minggu setelah tanam. 7. Penanggulangan hama dan penyakit Beberapa hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut : a. Ulat grayak (Prodenis sp). Ulat ini menyerang daun tanaman sehingga menjadi berlubang-lubang. Pada serangan yang parah menyebabkan daun hanya tersisa tulangnya saja. b. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon). Gejalanya terdapat bintikbintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Tanaman tua yang terserang lalat kacang akan menjadi layu dan pertumbuhannya terhambat. Sementara tanaman yang baru tumbuh dapat mati. c. Ulat penggerek polong (Maruca testulalis). Ulat ini menyerang polong tanaman sehingga polong berlubang. Kadang-kadang ditemukan ulat bersarang di dalam polong tanaman. d. Kutu daun (Aphis cracivora Koch), Gejalanya pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. e. Penyakit bercak daun (Cercospora sp). Penyakit ini menyerang daun dengan gejala berupa bercak-bercak kuning bulat pada daun. Pada serangan yang parah akan mengakibatkan daun rontok. f. Penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum). Gejalanya adalah bagian tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu. Warna kuning ini juga dapat menjalar ke helai daun. Pengendalain dapat dilakukan dengan cara tanam awal dan serempak, sanitasi lingkungan, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kacang-kacangan, penggunan mulsa jerami, penggunaan musuh alami baik parasitoid, predator maupun entomopatogen dan pengendalian kimiawi dengan menggunakan insectisida untuk hama dan fungisida untuk penyakit. 

E. Panen dan pasca panen 

Kacang panjang dapat mulai dipanen setelah umur 50-60 hari tergantung pada varietas, musim dan tinggi rendahnya daerah penanaman. Ciri kacang panjang yang sudah siap panen yaitu polongnya tersisi penuh, polong mudah dipatahkan, warna polong hijau merata sampai hijau keputihan. Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik, yaitu dengan memutar bagian pangkal polong hinga polong terlepas seluruhnya. Panen polong muda jangan sampai terlambat karena akan menyebabkan polong berserat dan liat. Pemanenan sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan selang waktu 3 hari, panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Pemanenan dihentikan setelah tanaman berumur sekitar 3-4 bulan. Produksi kacang panjang bisa mencapai 15-30 ton/ha.