Rabu, 24 Juli 2013

PEMANFAATAN PEKARANGAN

PENDAHULUAN

Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat antara lain:


  1. Sumber pangan, sandang dan papan penghuni rumah
  2. Sumber plasma nutfah dan ragam jenis biologi,
  3. Lingkungan hidup bagi berbagai jenis satwa,
  4. Pengendali iklim sekitar rumah dan tempat untuk kenyamanan,
  5. Penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen,
  6. Tempat resapan air hujan dan air limbah keluarga ke dalam tanah,
  7. Melindungi tanah dari kerusakan erosi
  8. Tempat pendidikan bagi anggota keluarga 


PENATAAN PEKARANGAN

Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah, karena itu pemanfaatan pekarangan bukan hanya mempertimbangkan hasil, tapi juga perlu mempertimbangkan aspek keindahan. Sebagai acuan, penataan pekarangan dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Halaman depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian
  2. Halaman samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi
  3. Halaman belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak, tanaman industri

POTENSI PENGEMBANGAN
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:

  1. Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat
  2. Tanaman  bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek)
  3. Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
  4. Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.

DAUR ULANG DI PEKARANGAN
Usahatani di pekarangan dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah karena, limbah yang dihasilkan dapat di daur ulang untuk kepentingan usahatani berikutnya:

  1. Sampah pekarangan dan sampah rumah tangga dapat dikomposkan  dengan membuat lubang sampah atau bak-bak pengomposan.
  2. Selain untuk pupuk, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan
  3. Pupuk kandang dan  endapan lumpur dari kolam digunakan untuk pupuk  bagi tanaman

BUDIDAYA ORGANIK
Budidaya tanaman di pekarangan sebaiknya dilakukan secara organik atau sesedikit mungkin menggunakan bahan kimia. melalui upaya tersebut bahan pangan yang dihasilkan lebih sehat.

  1. Bahan organik berasal dari sisa tanaman, limbah ternak, libah rumah tangga atau lumpur endapan kolam ikan.
  2. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan biodekomposer yang banyak dijual di pasaran ( EM4, STARDEC, BIODEC, dan lain-lain)


POLA TANAM VERTIKAL (TANAM BERSUSUN)
Pola tanam vertikal merupakan usaha pertanian dengan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan potensi ketinggian, sehingga tanaman yang diusahakan per satuan luas lebih banyak. Pola ini  selain menghemat tempat juga hemat dalam penggunaan pupuk dan air

  • Media tanam dapat menggunakan media campuran  tanah, pupuk kandang dan pasir/sekam dengan perbandingan 1:1:1 yang ditempatkan pada bak-bak tanaman (paralon, bambu, pot) yang diatur bersusun ke atas..
  • Tanaman yang menginginkan keteduhan diletakan paling bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas.


TABULAPOT
Tabulapot adalah menanam tanaman buah-buahan (bisa tanaman lainnya: bunga) di dalam pot.

  • Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal)
  • Pot yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik sehingga kurang menguntungkan untuk perkembangan akar.

PASCA PANEN JAGUNG

Pasca panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca panen dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bahkan produk kehilangan nilai ekonomi. Karena itu penanganan pasca panen secara benar perlu  mendapat prioritas dalam proses produksi usahatani
Menurut para ahli dalam proses produksi jagung, energi yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi sekitar 32% dari total energi yang dibutuhkan sedangkan untuk penanganan panen dan pasca panen mencapai 72%. Hal ini menunjukan bahwa penanganan panen dan pasca panen secara benar membutuhkan curahan kerja yang cukup besar,  sebagai gambaran energi yang dibutuhkan dalam proses produksi jagung sebagai berikut:
-                Pembajakan 16%
-                Pemeliharaan dan penanaman 12%
-                Pemanenan 6%
-                Pengeringan 60%
-                Transportasi 6%
 KEGIATAN PASCA PANEN JAGUNG
Pasca panen adalah tahapan kegiatan sejak pemungutan hasil di lapangan sampai siap untuk dipasarkan, sedangkan penanganan pasca panen merupakan tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada hasil pertanian agar hasil pertanian siap dan aman untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut oleh industri.  
PENGARUH KEGIATAN PASCA PANEN
 TERHADAP MUTU JAGUNG
Kerusakan jagung akibat penanganan pasca panen yang salah dapat terjadi pada setiap tahapan kegiatan karena Jagung membutuhkan penanganan yang cepat setelah panen. Beberapa kegiatan pasca panen yang berpengaruh terhadap mutu jagung sbb.
Tabel 1. Kegiatan Pasca Panen yang Berpengaruh Terhadap Kerusakan Jagung
Kegiatan
Kadar air
Butir Rusak
Butir warna lain
Kotoran
Pemanenan
V
V
V
V
Pengangkutan
-
-
-
V
Pengeringan
V
V
V
V
Pemipilan
V
V
-
V
Penundaan
V
V
V
-
Penyimpanan
V
V
V
V
Keterangan:
V = berpengaruh
- = tidak berpengaruh
 BENTUK KERUSAKAN  BIJI JAGUNG
a.        Rusak Fisik
Berupa kerusakan endosferm, terutama disebabkan sering terjadinya perubahan kadar air, perubahan kadar air disebabkan oleh cuaca seperti panas, hujan, pergantian siang dan malam. Butir retak dalam proses selanjutnya dapat menjadi butir pecah, juga dapat disebabkan oleh proses pemipilan dengan menggunakan alat pemukul atau mesin perontok yang kurang sempurna.
b.        Rusak Bilogis
Disebabkan oleh kegiatan selama penyimpanan seperti hama, jamur, dan mikroba. Padaserangan hama sebagian endosferm dimakan dan sisanya berupa butir berbetuk biji cacat. Biji cacat mudah mengalami oksidasi asam lemak, menghasilkan asam lemak bebas dan memberikan bau tidak enak. Hama tikus merupakan sumber kontaminasi jagung yang berupa bulu dan kotoran sehingga mutu jagung menjadi rendah
c.        Rusak Kimia
        Disebabkan adanya dekomposisi kimia selama penyimpanan, seperti penurunan kadar karbohidrat, protein, dan lemak karena metabolisme baik oleh serangga dan mikroba maupun oleh biji-bijian yang disimpan. Rusak kimia tidak dapat diamati secara visual.

 PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN JAGUNG
WAKTU PANEN
Umur panen jagung tergantung dari masing-masing varitas yang ditanam, tetapi biasanya 2 bulan setelah 50% keluar rambut. Umur panen pada beberapa varietas jagung sbb
Tabel 2. Umur Panen Potensi Hasil Dan Rata-Rata Hasil Berbagai Varietas Jagung
Varietas
Umur
Potensi Hasil
(Ton/ha)
Rata- rata
Hasil (Ton/ha)
C5
95-105
-
8,0
C6
98-105
-
10-10,3
C7
95-105
10-12,4
8,1
Pioneer 10
93-117
10-11
7,66
Pioneer 11
96-124
10-12
7,66
Pioneer 12
92-120
10-12
8,105
Pioneer 13
90-115
10-11
8,027
Pioneer 14
89-112
10-11
7,578
CPI -1
97
-
6,2
CPI- 2
97
8-9
6,2
IPB 4
100-105
-
6,6
Semar  1
95-100
8-9
5,3-6,4
Semar 2
91
-
5,0-6,1
Semar 3
94
8-9
5,3

Secara visual, jagung sudah siap dipanen bila :
·               Batang, daun dan kelobot berubah menjadi kuning atau telah mengering
·               Klobot kering berwarna kuning dan bila dikupas biji mengkilap.
·               Bila biji ditekan dengan kuku tidak berbekas.
·               Terdapat bintik hitam pada bagian biji yang melekat pada tongkol

CARA PANEN
-          Panen dilakukan pada kadar air 17-18%
-          Sebelum dipanen dapat dilakukan pemangkasan batang bagian atas untuk menurunkan kadar air tongkol disertai dengan pengupasan klobot sebagian atau seluruhnya
-          Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata pemanenan sangat cocok bila menggunakan alat mesin

PERLAKUAN HASIL
Pemisahan Tongkol
Pemisahan tongkol dilakukan untuk memisahkan tongkol yang baik dan kurang baik. Dengan tujuan
-                Menghindari Penularan Hama Penyakit
-                Menjaga Kualitas Jagung Pipilan Yang Dihasilkan
-                Memudahkan penanganan selanjutnya
Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan.