Selasa, 25 Desember 2012

SISTEM JAJAR LEGOWO PADA PADI

Tanaman Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian pedesaan. Untuk mencapai target atau sasaran tersebut maka diluncurkan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), dengan mengimplementasikan strategi Peningkatan produktivitas,Perluasan areal, Pengamanan produksi.

JAJAR LEGOWO
Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
Gbr. Tanam Padi sistem jajar Legowo di Poktan Randegan Sari - Kec. Driyorejo

Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun maupun antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi di dalam barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Pada sistem jajar legowo dua baris semua rumpun padi berada di barisan pinggir dari pertanaman. Akibatnya semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border effect). Permana (1995) melaporkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 – 2 kali lipat lebih tinggi dari produksi pada yang berada di bagian dalam.
Paket budidaya tanaman padi sawah sistem legowo merupakan paket teknologi yang dikembang kan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi beras dalam upaya pemerintah dalam kegiatan intensitifikasi pertanian dalam kegiatan pembangunan pertanian.
Sistem legowo ini memilki pola tanam monokultur dengan populasi tananam 37.000/Ha. Penyemaian benih pada sistem legowo ini dengan cara benih disebar pada bedengan-bedengan yang terisolasi di luar areal penanaman Bibit dipindahkan ke lahan pada umur 21 hari. Bila lokasi penanaman terdapat penyakit akar gada, maka penyemaian dilakukan pada kantong plastik atau kantong yang dibuat dari daun pisang dan tanah diambil dari lokasi yang belum terinfeksi penyakit tersebut, kemudian bibit baru dipindahkan ke lapangan pada umur 45 hari.

Gbr. Tanam Padi sistem jajar Legowo di Poktan Bunut - Randegan Sari - Kec. Driyorejo

Keuntungan Penanaman padi dengan sistem jajar legowo dua baris diantaranya  :
  1. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir),
  2. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah,
  3. Penyediaan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas atau untuk mina padi, dan
  4. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna (suhendrata et al, 2004: badan litbang pertanian, 2007a; suhendrata et al, 2008).
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
  1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
  2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
  3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Berdasarkan hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanam sistem jajar legowo dua baris dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm dapat meningkatkan produksi antara 560 – 1.550 kg/ha dibandingkan dengan taman sistem tegel dengan jarak tanam 20 x 20 cm, dan R/C meningkat dari 1,16 menjadi 1,43 dengan peningkatan keuntungan Rp1.352.000/ha (Widarto dan Yulianto, 2001).
Hasil pengkajian yang dilaksanakan di Desa Palur Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo pada MT I 2007/2008 (November 2007- Maret 2008) menunjukkan bahwa dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo 4:1 (empat baris) dapat meningkatlkan produktivitas padi varietas Cisantana rata-rata ± 1,03 t/ha atau 18,00% dibandingkan dengan sistem tanam tegel, sedangkan system tanam jajar legowo 2:1 (dua baris) di Desa Gapuro, Kecamatan Warung Asem, Kabupaten Batang pada MT II (Juni – September) 2007 dapat meningkatkan produktivitas padi varietas Mekongga rata-rata ± 1,01 t/ha atau 14,15% dibandingkan dengan sistem tanam tegel.
Adapun manfaat sistem tanam jajar legowo adalah  :
  1. Menambah jumlah tanaman padi seperti perhitungan diatas
  2. Otomatis juga akan meningkatkan produksi tanaman padi
  3. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir
  4. Mengurangi serangan penyakit
  5. Mengurangi tingkat serangan hama
  6. Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida
  7. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman
Selain manfaat sistem tanam jajar legowo juga punya kelemahan antara lain:
  1. Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang lebih lama pula
  2. Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya populasi.
  3. Biasanya pada legowonya akan lebih banyak ditumbuhi rumput

Selasa, 06 November 2012

BERTANAM BELIMBING DALAM POT

BUAH BELIMBING


a. Penyiapan bibit

Belimbing dapat dibedakan menjadi dua kelompok :
1. Belimbing manis (Averrhoa carambola)
2. Belmibing wuluh (Averrhoa bilimbi)
Banyak kultur unggul yang banyak di budidayakan antara lain :
Belimbing Philipina, Parir, Sembiring, Dewi, Bangkok, Malaya, dll





 

b. Perbanyakan

Tanaman belimbing dapat diperbanyak dengan cara melalui biji cara vegetatif.

Buah Belimbing
c. Pemeliharaan

Belimbing dalam pot membutuhkan perawatan yang lebih cermat dibanding yang hidup di tanah. Penyiraman, pemberian pupuk, pemangkasan serta penggantian media tanam dalam pot merupakan kegiatan perawatan yang pokok.

TEKNIK BUDIDAYA PADI HIBRIDA


Padi hibrida adalah turunan pertama (F1) dari persilangan antara dua galur murni. Varietas padi hibrida yang akan dikembangkan merupakan generasi F1 hasil persilangan antara galur mandul jantan (A) dengan restorer (R).
Ada 2 varietas yang telah dihasilkan oleh Balai Penelitian Tanaman Padi, yaitu varietas Rokan dan Maro. Kedua varietas ini mempunyai daya hasil tinggi, di lokasi yang sesuai dapat menghasilkan 10 s.d. 15 ton / hektar lebih tinggi daripada varietas IR 64. Namun demikian, kedua varietas hibrida ini tidak selalu memberikan hasil yang tinggi daripada IR 64 di semua lokasi. Artinya, tidak semua lokasi sesuai untuk budidaya padi hibrida tersebut.
Dengan sifat – sifat seperti diuraikan di atas, padi hibrida dianjurkan untuk dibudidayakan di lokasi yang sesuai pada lahan sawah yang subur dengan irigasi terjamin dan bukan daerah endemik hama wereng coklat dan penyakit virus tungro.


TEHNIK BUDIDAYA

1. Benih

Benih padi hibrida hanya dapat digunakan untuk satu kali musim pertanaman. Karena benih dari hasil pertanaman padi hibrida tidak dapat ditanam kembali, maka setiap kali menanam harus menggunakan benih baru. Untuk 1 hektar areal pertanaman membutuhkan antara 10 – 20 kg benih. Sebelum disebar, benih direndam selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam selama 24 jam ditempat yang aman.

2. Pesemaian

- Areal untuk lahan pesemaian diusahakan bukan bekas tanaman padi atau bero untuk menghindari benih tercampur dengan padi varietas lain.
- Tanah diolah, dicangkul atau dibajak, dibiarkan dalam kondisi macak-macak selama minimal 7 hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh sehingga bisa dibersihkan sebelum benih disebar.
- Buat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang disesuaikan dengan ukuran petak dan kebutuhan.
- Pupuk pesemaian dengan Urea, SP.36 dan KCl masing-masing sebanyak 5 gr/m2.
- Sebar benih yang telah diperam dengan merata.

3. Persiapan Lahan.

- Tanah diolah secara sempurna yaitu dibajak I, dibiarkan selama 5-7 hari dalam keadaan macak-macak kemudian dibajak II dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang telah diratakan disemprot dengan herbisida pratumbuh dan dibiarkan selama 7-10 hari.

4. Penanaman.

- Penanaman dilakukan saat bibit berumur 21 hari.
- Jarak tanam 20 x 20 cm, satu tanaman per rumpun, atau pakai sistem jajar legowo 40 x 20 x 10 cm.
- Biasanya pada umur 21 hari ada sebagian bibit yang telah mempunyai anakan karena populasi bibit dipesemaian lebih jarang dari yang biasa dipraktekan petani. Bibit yang telah mempunyai anakan tidak boleh dipisahkan pada saat menanam.

5. Pemupukan.

a. Musim kemarau
- Takaran pupuk : 300 kg urea, 100 kg SP 36
dan 150 kg KCl/ha.
- Waktu pemberian :
1. Saat tanam : 60 kg urea + 100 kg SP 36
+ 100 kg KCl/ha.
2. 4 MST : 90 kg urea /ha.
3. 7 MST : 75 kg urea + 50 kg KCl/ha.
4. 5% berbunga : 75 kg urea/ha.
b. Musim hujan
- Takaran pupuk : 250 kg urea, 100 kg SP 36
dan 150 kg KCl/ha.
- Waktu pemberian :
1. Saat tanam : 50 kg urea + 100 kg SP 36
+ 100 kg KCl/ha.
2. 4 MST : 75 kg urea /ha.
3. 7 MST : 75 kg urea + 50 kg KCl/ha.
4. 5% berbunga : 50 kg urea/ha.


6. Pemeliharaan Tanaman

- Penyiangan dilakukan secara intensif paling sedikit 2 kali menjelang pemupukan 2 dan 3

- Padi hibrida peka terhadap penyakit tungro dan hama wereng coklat, oleh karena itu hindari pengembangan di daerah endemis hama dan penyakit, terapkan PHT dengan monitoring keberadaan tungro dan populasi wereng coklat. Perhatikan juga serangan hama tikus dan penerbangan ngengat penggerek batang.
- Insektisida yang manjur mengendalikan hama wereng coklat dan wereng punggung putih diantaranya fipronil dan imidakloprid. Insektisida buprofezin juga dapat digunakan untuk mengendalikan. Untuk mengendalikan penyakit tungro dapat digunakan insektisida imidakloprid, tiametoksan, etofenproks dan karbofuran.

7. Panen

- Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis, atau sekitar 90 % malai telah menguning.
- Setelah dipanen, gabah harus segera dikeringkan agar diperoleh rendemen dan mutu beras yang baik.
- Pada prinsipnya cara panen dan pengolahan hasil padi hibrida tidak berbeda dengan padi biasa (padi inbrida).

Kamis, 18 Oktober 2012

KUNJUNGAN LAPANG PELATIHAN PUAP DI GAPOKTAN DRIYOREJO

Hari Rabu Tanggal 17 Oktober 2012, bertempat di Balai Desa Driyorejo Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik, diadakan Kunjungan Lapang / Study Banding bagi peserta Pelatihan PUAP se Kabupaten Tahun 2012. Sebanyak 40 orang Petani / Pengurus Gapoktan dari 16 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Gresik mengikuti kegiatan Pelatihan PUAP ini.


Pelatihan PUAP yang dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal 15-19 Oktober 2012 di Lantai 3 Kabupaten Gresik, pada tanggal 17 Oktober 2012 melaksanakan Kunjungan Lapang di Gapoktan Driyorejo. Tim dari BP4K Kabupaten Gresik yang di pimpin oleh Ibu Minarsih, SP mewakili Kepala BP4K Kabupaten Gresik ini beranggotakan sebanyak 5 orang, yaitu Ibu Minarsih, SP, Bpk. Suwono, S.Pi, Bpk. Abdul Alim, S.Pt, Bpk. Abdul Gofar Ismail, SP dan Bpk. Sarwiyono, SP.



Dalam kesempatan yang baik ini, peserta Kunjungan Lapang dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari Gapoktan Driyorejo, Gapoktan yang sudah menggulirkan PUAP sejak tahun 2008. segala hal yang berkaitan dengan RUA, RUK, Administrasi maupun jenis usaha kelompok disampaikan disini.

Jumat, 21 September 2012

BERTANAM CABE DALAM POT

CARA BERTANAM CABE DALAM POT  :

1. MEMILIH POT
Pot yang digunakan dapat berupa Polybag, kaleng bekas, tanah, ember bekas dan Sebagainya.
2. MEDIA TANAM
Media tanam dalam pot merupakan merupakan campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos perbandingan 1:1 bila tanah yang digunakan tanah liat maka perlu ditambah pasir dengan perbandingan untuk semua campuran 1:1:1.
 
3. PENANAMAN
Cara penanaman sebagai berikut :
a. Dasar Pot diberi kerikil, pecahan genteng atau bata.
b. diatas pecahan kerikil diletakkan media tanaman dengan ketinggian 5-10 cm sebelum permukaan pot.
c. bibit cabai ditanam.
4. PERAWATAN TANAMAN
a. Pemupukan
   - sebulan setelah tanam diberi campuran pupuk SP.36 sebanyak 10 g dengan pupuk ZK atau KCI sebanyak 7 g.
   - pada umur 6 minggu diberi pupuk Urea sebanyak 7 g
   - setelah umur 8-10 minggu diberi campuran Urea, SP.36, KCI perbandingan 1:1:1 sebanyak 7-10 gram.
b. Penyiraman
5. PEMANENAN
Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali tergantung kelembaban.
Bambang Pujaratna, SP

Jumat, 31 Agustus 2012

PLANTING YAM

PreliminaryJicama is a family Papilenaceae fruit crops, such as herbs lelilit, climb and twist to the left, plant height 5-6 meters, taproot, tuber anatar diameter of 5-30 cm,
brown leather, ivory white fruit, hairy stems, trifoliate leaves, leaves alternate location, non-toxic, child leaves oval, white or purple flowers, pods 8-14 cm, length bebrbentuk flat, seed number between 4-12 pieces, colored brown, kuirang 1 cm in diameter and toxic. Yam tuber eaten raw, juicy and sweet.


1. TillageLand to be cultivated plant Jicama first processed, namely by hoeing. Cangkulan land should be nice and smooth, then made a disbuat bedengan.Bedengan tailored to the circumstances yangb land there, but the beds are usually made with a width of 1 meter, a length of 15 meters to 20 meters in tune with the existing land, beds of 25 cm height, distance between beds of 50 cm.Beds that have been made later diberkan manure (organic fertilizer) as much as 4 sacks. How manure is placed or mounted in a row to be planted yam in order to be more economical and efficient.2. CultivationPlants propagated by seed yam. Before planting seed yam should be treated, the soaked seeds submarine 6-12 hours, then removed the seeds that have been soaked and drained into a container or basket first be backed with leaves, and put the room is damp or wet, then left for one night or to germinate.Once germinated seeds can be planted on land that had been prepared. Planting seed yam menugalkan way on the line with a depth of 5 cm. Spacing of 15 x 15 cm each planting hole 1 seed yam seeds. Seed needs to land 1 ha is 25-30 kg.
3. Maintenance.a. Supplementary FertilizationObservations of plants during pertuimbuhan done regularly and intensively. After a week of planting should be observed when there are plants that do not grow, do immediately replanting crops so that plants grow equally well.Yam plants after the age of 1 month, when the growth is not good, it is done by using a supplementary fertilizer NPK fertilizers. Needs 150 kg of NPK / ha.b. WeedingWeeding should be done if a disturbance weed plants have been grown, by unplugging the appliance or the manner in danger.c. PruningYam plants aged 6-8 weeks done by using a pruning cut, the scissors or knife. When the plants have spread long yam, plant stems trimmed or cut and left 50 cm from the base of the plant.Trimming on repeat after three weeks or see the growth of plants. If the plant has spread length, then immediately do the trimming again. Yam plants at the age of 4 months are usually the trimming has been done 4 times. The purpose of pruning is to establish yam tubers of yam pieces that shape bias in accordance with what we want or large fruit, round, smooth and good quality.d. Pest ControlIf there is a pest on the plant yam, which is characterized adamnya attack on the leaves, it can be controlled by spraying insecticides. Yam plants normally are not many pests that destroy crops, but need intensive observation.4. HarvestYam crops can be harvested when the desire bulan.Namun umur4 yam pieces with a size larger then the harvest can be done at the age of 5 months and a maximum age of 8 months have already been harvested, because it will change the quality of the fruit and less fibrous fruit crisp.How to harvest yam crop is by unplugging the plant stems, where dry land and not loose, then how can be done using a hoe or other tool to remove the fruit surface yam.Yam has been lifted directly collected surface, cut at the base of the fruit, and stems of the plant was also cut, but the left end of the piece 15 cm, the goal for the binding of yam pieces in time to market.Jicama has harvested done treatment as follows:1. Clean up with a way so that the fruit yam washed clean, look good, healthy, smooth and attractive2. Performed by drying overlaid on an open space that has been given a mat / mat, and then cleared of roots and stems that are still carried on with a knife.3. Grouping pieces of fruit on the basis of large, medium and small, to facilitate and accelerate time binding of the fruit.4. Yam fruit marketed in units of tissue. Yam bundle comprising 2-5 pieces bengkuiang, depending on the size of fruit yam. If the yam pieces are 3-4 pieces / tissue.5. Before the market let the yam in the open, and do not be kept in a sealed bag, so that the fruit remains in a state of fresh yam.

PEANUT (Arachis hypogeae L.)



PEANUT (Arachis hypogeae L.)

1. A BRIEF HISTORYPeanuts are food plants such as shrubs from South America, specifically from Brazil. Planting was first performed by the Indians (Native Americans). The Americas planting grown by immigrants from Europe. Peanut was first entered Indonesia in the early 17th century, brought by the Chinese and Portuguese traders. Another name for peanuts is peanut una, suuk, jebrol beans, nuts bandung, tuban bean, pea chole, nuts banggala. His English is peanuts "peanut" or "groundnut".

2. TYPES OF PLANTSSystematics peanuts are as follows:Kingdom: Plantae or plantsDivision: Spermatophyta or seed plantsSub Division: Angiospermae or seed enclosedClass: Dicotyledoneae or two seeds into piecesOrder: LeguminalesFamily: PapilionaceaeGenus: ArachisSpecies: hypogeae Arachis L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth. Varieties of cultivated peanut superior farmers usually upright and short-lived type (early maturing). High yielding varieties of groundnut are marked with the following characteristics:a)High yield.b)Short lifespan (early maturing) between 85-90 days.c)The result is stable.d)Resistant to major diseases (rust and leaf spot).e)Tolerant to drought or muddy soil.Peanut varieties famous in Indonesia, namely:a)Nuts Brul, short-lived (3-4 months).b)Chinese peanuts, long-lived (6-8 months).
c)Nuts Holle, a mixed type from crosses between varieties available. Holle nut can not be equated with nuts "Alert" because different varieties.3. BENEFIT PLANTIn industry, it is used as a material for making cheese, butter, soap and cooking oil. The byproduct of the oil can be made cake (dregs beans dipipit / taken oil) and is made by fermentation of the fungus oncom. Benefits besides leaves made of raw vegetables or boiled, also used as animal feed and green manure. As food and animal feed highly nutritious, peanut fat (40.50%), protein (27%), carbohydrates and vitamins (A, B, C, D, E and K), it also contains minerals such as Calcium , Chloride, Ferro, magnesium, phosphorus, potassium and Sulphur.4. PLANTING CENTERAt the international level initially centered peanuts in India, China, Nigeria, the United States and Gombai, then spread to other countries. In Indonesia peanut concentrated in Java, North Sumatra, Sulawesi and has now grown in Indonesia.5. GROWTH CONDITIONS5.1. Climatea)Rainfall is suitable for peanut crops between 800-1300 mm / year. The rain is too hard will result in loss and is not terserbuki flowers by bees. In addition, the constant rain will increase the humidity around the peanut crop.b)Temperatures for the peanut crop is not too difficult, because the minimum temperature for the growth of peanuts around 28-32 oC. When the temperature is below 10 ° C causes stunted plant growth slightly, even so stunted growth due to less than perfect flowers.c)Humidity for peanut plants ranged from 65-75%. The existence of high rainfall will increase the humidity too high around the planting.d)Irradiation full sun is needed for the peanut crop, particularly fertility and the development of large bean leaves.5.2. Growing Mediaa)The type of soil suitable for groundnut crop is the kind of loose soil / light textured and lush.
b)The degree of acidity of the soil suitable for cultivation of peanuts is a pH between 6.0 to 6.5.c)Lack of water will cause the plant thin, stunted, wilt and eventually die. Required water plants derived from springs or water sources that exist around the planting site. And berserasi well drained soil or land that is not too muddy and not too dry, good for growing peanuts.5.3. The AltitudeThe height of a good and ideal for peanut crop is at an altitude of between 500 m asl. Certain types of peanuts grown in a certain altitude to be able to grow optimally.6. GUIDELINES CULTIVATION6.1. Nurseries1) Requirements for SeedTerms of seeds / seedlings of good peanuts are:a)Derived from the new crop varieties.b)Ability to grow is high (over 90%) and healthy.c)Seed coat shiny, no wrinkles and blemishes.d)Pure or mixed with other varieties.e)The water content of seeds ranges from 9-12%.2) Preparation of SeedPreparation of peanut seeds include the following:a)Generative seeds (beans).b)Seeds should be stored in dry and tightly closed cans.c)Good seed stored in the dry state is constant.d)Seeds obtained from Seed or Seed breeder who has been appointed by the Central Seed Certification.e)Estimated seed needs to follow the following formula:B = a x b x c kg100 x p x qB = weight of seed (kg)a = Number of seeds / hole;b = Seeds per-1000 seeds (g)c = Location to be planted (ha)p = distance between rows (m)q = distance in the line (m)
6.2. Media Processing Plant1)PreparationMeasurement of land is very useful to know how many seeds are needed. Land conditions selected must be tailored to the requirements of peanut plants.2)Land OpeningLand clearing is essentially clearing of all kinds of weeds (plants bullies) and the roots before planting. Purpose of clearing land to plant roots growing ease and eliminating host plants for pests and diseases that may be present. Piracy is done by farm animals, such as buffalo, cow, or even a tractor engine. Cultivation carried out on the sides that are difficult to reach by the plow and harrow devices until the land is ready for planting.3)Formation of bedsTo facilitate the setting pembedengan planting in accordance with a predetermined size, ie for rather steep slope sufficient spacing of 0.5 m and for land that is not so oblique can be between 30-40 meters. As for the flat land, wide beds is 10-20 meters or 2 x 10 meters. The thickness of the beds between 20-30 cm.4)CalcificationTo raise the pH of the soil, especially on lands that are highly acidic, liming needs to be done. The dose used for liming when piracy was 1 to 2.5 ton / ha and stir until evenly mixed. No later than one month before planting.5)MiG-biological fertilizer 6PLUS when pratanam (3hari before planting).Give MiG-6PLUS biofertilizer on the surface of the land by way of spray / sprinkle evenly, the required dose is 2 liters per hectare. On dry land, the application of MiG-6PLUS preferably in the afternoon.6)FertilizationFertilization is to add nutrients that plants need. The type and dosage of fertilizer per hectare is recommended Urea = 60-90 kg plus TSP = 60-90 kg plus KCl = 50 kg. All doses given fertilizer at planting time. Fertilizers incorporated on the right and left drill and drill holes were made approximately 3 cm.
6.3. Planting Techniques1)Cropping Pattern DeterminationPatterns of plant should pay attention to the seasons and rainfall. In the soil, the seeds planted peanuts in the array with a spacing of 40 x 15 cm or 30 x 20 cm. In infertile soil can be planted closer together is 40 x 10 cm or 20 x 20 cm.2)Hole Making PlantPlanting hole made by the drill as deep as 3 cm distance as defined above.3)How PlantingChoose a bean seed that has been qualified high quality seeds. Put one or two grain seeds into the planting hole with thin soil. The best planting time is early dilahan dry rainy season, in the paddy fields can be conducted in April-June (crops I) or in July-September (crops II). As for the land openings to prior rhizobium inoculation (seed inoculant is mixed with a dose of 4 g / kg) and then direct seed planted at least 6 hours.6.4. Plant Maintenance1)StitchingStitching done when there are seeds that died or did not grow, for replanting time the sooner the better (after the others seem to grow ± 3-7 days after planting).2)WeedingWeeding is done to avoid pests and plant diseases. Also the plants are grown not compete with weeds (weeds) at the age of 5-7 days.3)PembubunanPembubunan done by collecting the soil in the rows to form mounds that form elongated along the rows of plants.4)FertilizationFertilization is done with the type and the recommended dose of fertilizer ie Urea = 60-90 kg / ha plus TSP = 60-90 kg / ha plus KCl = 50 kg / ha. All doses of fertilizers and fertilizer at planting included single hole left right size.5)MiG-6PLUS fertilizer at the time of maintenance at the age of 3 weeks and 6 weeks after planting, when using medium-or long-lived seeds (90-120hari), additional fertilizer MiG-6PLUS at the age of 9 weeks. Giving each of 2 liters per hectare.
Providing solutions MiG-6PLUS in soil around the roots.6)Irrigation and WateringIrrigation, the soil remains moist. To keep moisture in the dry season given mulch and flowering plants when watering is not done, because it can menggganggu pollination.7)Time Pesticide SprayingSpraying to expel or eradicate plant pests should be done in the afternoon or evening. Drugs used and dose according to the type of pests that attack crops.8)Other MaintenanceOther things that really support the maintenance factor could be done, as long as it does not require significant costs, such as pruning, propagation, maintenance of buds and flowers and fields of environmental sanitation (kept to support plant health).7. Pests and diseases7.1. Pesta)UretSymptoms: eat the roots, stems and pods of the lower plants eventually wilt and die. Control: simultaneous planting, weeding intensive, infected plants removed and destroyed uret.b)Colored caterpillarSymptoms: folded leaf yellowing, finally dries. Control: 15 W5C Azodrin spraying insecticide, Sevin or Sevin 85 S 5 D. c) Caterpillars grapyak Symptoms: caterpillars eat the leaf epidermis and the bone in groups. Control: (1) clear the weeds, planted simultaneously, crop rotation, (2) spraying insecticide Lannate L, Azodrin 15 W5C.c)Caterpillars spanSymptoms: attack the leaves of peanuts. Control: spraying insecticide Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.d)SikadaSymptoms: sucking fluid leaves. Control: (1) simultaneous planting, crop rotation, (2) spraying insecticide Lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, 5D Sevin, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.e)Leaf beetle
Symptoms: The leaves seem hollow, leaves and bones, also eat flower buds. Control: (1) simultaneous implantation, (2) spraying Agnotion 50 EC, 15 W5C Azodrin, Diazeno 60 EC.7.2. Diseasea)WiltControl: spraying Streptonycin or Agrimycin, 1 hectare requires 0.5 to 1 liter. Agrimycin the solubility of 200-400 liters / ha.b)Devil broom diseaseControl: plants removed, discarded and destroyed, all host plants cleaned (sanitation).c)Leaf spot diseaseControl: spraying a slurry Bardeaux 1% or Dithane M 45 or Deconil the plant finishes flowering, spraying intervals of 1 week or 10 days.d)Mosaic diseaseControl: spraying with a fungicide regularly from 5-10 days once the new plants grow.e)Disease gapongControl: didangir land and sought nematodanya, then was given DD (Dichloropane Dichloropene 40-800 liters / ha per application.f)Disease SclertiumControl: burning plants attacked by the fungus.g)Rust diseaseControl: infected plants removed and burned and all the vectors of transmission must be eradicated.8. HARVEST8.1. Characteristics and HarvestHarvesting groundnut crop species that depend on short lifespan ± 3-4 months and 5-6 months ± longevity. The characteristics of the peanut is harvested, among others:a)Stem starts to harden.b)Leaf yellowing and sebabian falling, pods already contains a full and loud.c)Color blackish-brown pods.8.2. How to Harvest
Revocation of plants, and picking pods (fruits) kept clean and dried in the sun, choose when required to do so on the seed and storage, can be marketed for direct consumption or can be directly created various types of food products.8.3. Estimated ProductionTotal production of a normal harvest in unit area, eg for one hectare of normal production ranged from 1.5 to 2.5 tons of dry peas.9. Postharvest9.1. CollectionCollect stover peanut plants strategically placed.9.2. Sorting and ClassificationDivide the old pods and pods are young to be separated by degrees ketuaannya, then the selection of damaged or rotten pods for disposal.9.3. Storagea)Storage in the form of dried peas, dried peas input into burlap sacks or cans tightly closed and stored in warehouse storage dry place.b)Storage in the form of dried beans.c)Peel the dry peanut pods by hand or peeler peanut. Drying (DTY) groundnut seeds until the water levels of 9% and then enter into the container.9.4. Packaging and TransportationPackaging can be done for the raw product / raw peas in plastic wrap per 10 kg. Can also be packaged cake or form cooked food like boiled peanuts, roasted peanuts and various types of peanut cake. To transport the principle that pentuing commodity condition is not damaged or changed from the quality that had been prepared.10. STANDARD PRODUCTION10.1.Ruang ScopeProduction standard peanut planting include: classification, quality requirements, sampling method, test methods, marking requirements, packaging and rekomondasi.10.2.DiskripsiThe quality standards of peanuts in Indonesia listed in the Indonesian National Standard SNI 01-3921-1995.Terms 10.3.Klasifikasi and Quality
Peanuts are classified into three types of quality: Quality First, Quality II and III qualitya) general terms1. Pest free.2. Foul odor free, sour, musty and other foreign odors.3. Free of chemicals such as insecticides and fungicides.4. It has a normal temperature.b) Special Conditions quality groundnut seed (wose)1. Maximum water content (%): the quality I = 6; Quality II = 7; quality III = 8.2. Maximum broken grains (%): the quality of I = 0; Quality II = 1; quality III = 2.3. Maximum grain split (%): the quality of I = 1; Quality II = 5; quality III = 10.4. Other colors maximum grain (%): the quality of I = 0; Quality II = 2, III = 3 quality.5. Grain wrinkles maximum (%): the quality of I = 0; Quality II = 2, III = 4 quality.6. Maximum Impurities (%): the quality of I = 0; Quality II = 0.5; quality III = 3.7. Diameter: 8 mm minimum quality I; Quality II minimum 7 mm; quality 6mm maximum III.c) Special Conditions quality groundnut pods (logs)1. Maximum water content (%): the quality I = 8; quality = 9; quality = 9.2. Maximum Impurities (%): the quality of I = 1; Quality II = 2, III = 3 quality.3. Maximum wrinkled peas (%): the quality of I = 2; Quality II = 3; quality III = 4.4. Damaged pods Maximum (%): quality of I = 0.5; Quality II = 1; quality III = 2.5. Seed pods of the maximum (%): the quality of I = 3; Quality II = 4; quality III = 5.6. Minimum Yield (%): the quality of I = 65; Quality II = 62.5; quality III = 60.To get the peanuts are subject to the terms, then it should be done a couple of tests, namely:a)Determination of the presence of pests and diseases, odors conducted by organoleptic except for chemicals by using the senses of sight and smell, and assisted with the equipment and how obtained.b)Determination of the damaged grains, grains of other colors, dirt and grain sides done by hand with tweezers. The percentage of other color grain, broken grain, grain split, shriveled grain and dirt are set based on the weight of each component compared with the weight of 100%.c)Determination of diameter by using a dial caliper gauges.d)Determination of seed moisture content should be determined by means mouture electronic tester that has been calibrated or by distillation with toulen (AOAC 9254). To measure the water content, peanuts peas skin should be peeled first, then beans measured soil water content.
e)Determination of the temperature with a thermometer.f)Determination of aflatoxin levels.Examples 10.4.PengambilanSamples are taken randomly square root of the number of sacks, with a maximum of 30 bags of each party goods. Then from each sack taken a maximum of 500 grams of sample. Examples are stirred / mixed so evenly, and then divided by four and two diagonal sections taken, the way this is done several times until it reaches the sample weighing 500 grams. This example is sealed and labeled for analysis, weight analysis for the bean instance wose 100 grams and 200 grams of peanut logs. Sampling officer must qualify the people who have experienced or trained in advance, and have a bond with a corporate body and has a certificate issued by the competent authority.10.5.PengemasanPeanuts are packed in jute sacks or other suitable material strong and clean and mulutnyadijahit, netton each sack weighing a maximum of 75 kg, and hold experience of handing both loading and unloading. On the outside of the sack (except in bulk form) written with safe material that does not fade with clearly legible, among others:a) Production of Indonesia.b) The area of ​​origin of production.c) the name and quality of goods.d) Name of company / exporter.e) gross weight.f) net weight.g) Number sacks.h) Purpose.

Rabu, 29 Agustus 2012

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN

Wilayah Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik merupakan wilayah di Kabupaten Gresik yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, merupakan wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya adalah tadah hujan, lahannya pun tidak begitu luas karena banyak industri dan pabrik - pabrik yang berdiri dengan kokohnya, sehingga penduduknyapun banyak yang bekerja di pabrik. Dengan sempitnya lahan, maka pengembangan pertanian memiliki tantangan. Meningkatnya penggunaakan alih fungsi lahan dari sektor pertanian ke non pertanian / industri menyebabkan lahan pertanian di Kecamatan Driyorejo semakin sempit. Untuk mencukupi kebutuhan pangan manusia dengan kondisi lahan yang sempit sangat susah diciptakan. Selain masalah lahan yang sempit ketersediaan air juga menjadi kendala, air merupakan sumberdaya utama dalam produksi tanaman pertanian. Salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan lahan pertanian di Indonesia adalah memanfaatkan lahan pekarangan rumah, pemanfaatan lahan pekarangan dapat menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan. Hal ini karena terjadi pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga secara cukup, berkualitas, bergizi, dan aman secara teratur. Dengan biaya murah dan pengawasan mudah dapat menjadi sarana mengatasi kelangkan pangan keluarga. Pengembangan sistem produksi tanaman pertanian di pekarangan dapat mendukung usaha ketahanan pangan.

Terkait pembangunan pertanian yang berkelanjutan dengan keterbatasan sumberdaya lahan dan air, peran wanita tani dalam pertanian, dan kehilangan hasil panen sangat mendukung untuk tercapainya pemanfaatan lahan pekarangan untuk sumber pangan keluarga. Dengan perawatan dan pengawasan yang rutin akan meningkatkan hasil produksi tanaman pekarangan. Tanaman yang sangat cocok untuk ditanam pada lahan pekarangan adalah jenis tanaman hortikultura mulai dari sayuran, buah-buahan, dan obat-obatan. Dengan umur tanam yang pendek dan berkala dapat dimanfaatkan dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Seperti pada tahun 2011 kemaren terjadi kelangkaan cabai, harga cabai hingga tinggi mencapai Rp.100.000,-/kg. Hal ini sangat meresahkan masyarakat khususnya masyarakat kecil. Pasalnya makan sambal adalah budaya masyarakat Indonesia, ada yang kurang jika hidangan diatas meja tidak ada sambal. Dengan adanya pemanfaatan lahan pekarangan ini sedikit dapat mengurangi pengeluaran belanja bulanan dan memberdayakan para wanita tani. Sehingga dalam mencukupi kebutuhan pangan, gizi dan nutrisi keluarga tidak terlalu menjadi beban masyarakat.

bambang pujaratna, SP - PP Driyorejo

Sabtu, 25 Agustus 2012

PETANI DI SAWAH TADAH HUJAN



Musim kemarau di MT 2 pada tahun ini memang luar biasa. Banyak sawah yang kering terutama pada sawah tadah hujan. Dan masalahnya, tanaman padi sudah memasuki bunting padi bahkan ada yang sudah keluar malai.
Padahal pada fase tsb, tanaman padi membutuhkan air dalam jumlah cukup. Air tersebut dibutuhkan untuk proses pengisian bulir padi.
Dalam menghadapai masalah tsb di atas, saya perhatikan perilaku para petani. Saya mendapati lebih banyak mendapati para petani yang pasrah menunggu hujan. Tapi kalau hanya sebatas pasrah tak berbuat apa-apa. Ini jelas kurang baik. Mereka hanya mengharapkan hujan turun,,,
Tapi ada beberapa petani yang mengusahakan kekeringan tsb dengan menyedot air. Air itu bisa dari sungai, danau, bekas galian pasir yang berisi air, air tanah, dan lain - lain.

” Sudah berapa rupiah habis untuk pompa air, pak. ada 500 ribu?” begitu pertanyaan saya kepada salah satu petani.
” kurang sih, kalau 400 ribu sih ada tuk bensin. tapi kalau dihitung sama service pompa dan oli ya sekitar segitulah, pak”
” kalau hitung-hitungan bapak bagaimana?”
” ya mungkin kita rugi satu kotak, tapikan kotak sawah yang lain selamat”

Yupps, itulah hitungan sederhana, tapi riil. Masuk hitungan ekonomi. Tidak ribet-ribet : 1 kotak hasilnya berkurang atau hilang  tapi kotak sawah yang lain selamat.
Masalahnya, kebanyakan para petani kita, tak mau keluar biaya yang agak kecil tsb. Hasilnya :  hamparan sawahnya yang 5 kotak bisa jadi hasilnya jadi sekotak saja. 4 kotak hilang !!!
Pilih mana para petani tadah hujan: 1 kotak hilang atau 4  kotak yang hilang ???
Kita kembali lagi ke petani yang hitungan ekonominya cerdas.
” habis panen ini bapak mau tanam apa ? “ tanya saya
“ saya mau tanam kedelai pak, daripada lahan tidak menghasilkan ”jawab petani
” bagus, pak. Habis padi ini harusnya memang tanaman kedelai”

Bila petani lain pasrah habis panen padi maka dia mencoba alternatif lain. Sebab waktu bagi petani adalah produksi. Produksi adalah uang. Bila dalam 3 atau 4 bulan kedepan tak ada pemasukan bagi petani ini adalah musibah. Sebab, dia petani murni. Petani yang hanya mengandalkan produksi supaya bisa bertahan hidup……….